Cassidy Valentine, 22, dari Inggris, menceritakan kisahnya kepada The Sun.
Menurut seorang penduduk London, pada April 2019, perwakilan dari klinik setempat mendekatinya dan memintanya untuk mengiklankan layanan mereka. Sebagai imbalannya, mereka menawarkan gadis itu untuk memompa bibirnya secara gratis di tempat mereka, tetapi Valentine menolak.
“Saya tidak ingin orang yang mengikuti blog saya berpikir bahwa saya tidak senang dengan penampilan saya. Bagaimanapun, saya mencoba menyampaikan kepada audiens saya gagasan bahwa setiap orang itu cantik dengan caranya sendiri,”jelas wanita Inggris itu.
Namun, belakangan wanita Inggris itu mengaku merasa tidak aman dan setelah beberapa saat memutuskan untuk memperbesar bibirnya. Prosedur hanya memakan waktu sepuluh menit dan menimbulkan kecurigaan pada pasien, tetapi dokter dapat meyakinkannya bahwa itu normal.
Setelah Valentine meninggalkan tempat tersebut, bibirnya mulai membengkak dan kemudian membiru. Kemudian gadis itu beralih ke klinik lain, di mana para ahli menjelaskan bahwa ahli kecantikan yang tidak kompeten telah memasukkan filler ke dalam arteri. Selain itu, menurut dokter, bibirnya bisa rontok jika gadis itu meminta pertolongan beberapa saat kemudian.
Korban disuntik dengan zat yang memecah asam hialuronat, dan dia sembuh. Setelah kejadian tersebut, wanita Inggris itu melancarkan kampanye menyerukan kepada pihak berwenang untuk melarang orang di bawah usia 18 tahun melakukan prosedur ini.
Pada Desember 2019, seorang wanita memompa filler ke bibirnya dan gusinya menjadi hitam karena jaringan mati. Segera setelah ahli kecantikan memulai prosedur, pasien merasa seolah-olah ada bola golf yang ditanamkan di bibirnya.